Bismillahirrohmaanirrohiim,
Perbincangan Poligami hampir saja bisa kita masukan
ke dalam kategori "debat tebel" alias debat tiada akhir. Namun
demikian ada beberapa hal yang ingin saya bagi mengenai mengapa poligami
kebolehannya ada dalam Al Qur'an dan Al Hadits.#
Poligami adalah suatu kondisi
yang sudah disebutkan oleh Alloh Ta'ala dalam Al qur'an: Dalam ayat ini ada
makna tersirat mengapa Alloh Ta'ala menyebutkan 2, 3, dan 4 dahulu sebelumnya.
Allohu 'alam (hanya Alloh sajalah yang Maha mengetahui). Boleh jadi (bagi yang
meyakini) ada pesan yang tertulis secara tegas bahwa Alloh Ta'ala Yang Maha
Mengetahui bahwa psikologis laki-laki secara fitrah memiliki kecenderungan
untuk menikah lebih dari 1 wanita.
Dalam hadits yang menyebutkan bahwa, tidak
akan terjadi kiamat hingga jumlah wanita ebih banyak sekian dan sekian kali
daripada laki-laki. Bahkan ada hadits menyebutkan hingga 20 kali! Dan
secara statistik membuktikan bahwa jumlah kelahiran bayi wanita di seluruh
dunia lebih besar daripada laki-laki. Kecuali negara para Nabi tercinta,
Palestine. Dengan hal tersebut di atas kita sudah diberikan beberapa alasan
mengapa Islam membolehkan poligami.
Dalam surat An Nisaa' (4:129):"Dan
kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain
terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari
kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Jelas sekali ketika Alloh Ta'ala berkata kepada manusia terbaik, Muhammad
Sholallohu 'alaihi wa sallam bahwa adil hanyalah milik Alloh Ta'ala.
Karena adil adalah menempatkan segala sesuatu pada porsinya. Dan tiada mahluk
yang mampu melakukannya. Bagaimana mungkin ada manusia yang mengetahui semua
kadar kepuasan, semua kebutuhan setiap hati (istri, anak, dan keluarga)? Ini
mungkin penyebab mengapa Alloh mengatakan kepada Rosul Saw, bahwa adil tidak
mungkin bisa dilakukan kendatipun beliau sangat ingin.
Jika Rosul Saw, manusia
terbaik saja dikatakan Alloh Swt tidak akan mampu adil, apalagi kita? Itu bisa
jadi pertanyaan. Namun mengapa Alloh Swt membolehkannya? Jawabnya, Allohu
Ta'ala 'alam bish showaab. Karena hanya Dialah Tuhan yang Maha mengetahui
segala yang baik bagi hambaNya. Jika Alloh dan Rosulnya membolehkan, mengapa
kita begitu keras dan membenci sunnatulloh (ketentuan-ketentuan Alloh yang
pasti terjadi) ini? Jawabnya mungkin karena kita manusia makhluk yang bodoh,
sedikit ilmu, lagi banyak mengeluh.
Saudara-i ku semua, kita pasti pernah
melihat, mendengar seorang wanita pembenci syariat ini diberikan cobaan demi
cobaan hingga akhirnya dirinya (karena taufiq dan hidayah Alloh Ta'ala)
menerima dengan ikhlas semua syariat dan takdir yang dia jalani. Berapa banyak
wanita yang awalnya penentang, akhirnya menjadi bagian dari syariat ini
(poligami)? Entah karena alasan ekonomi, karena semua laki-laki yang
dinikahinya pada akhirnya hanya memberikan neraka dalam hidupnya. Hingga
akhirnya Alloh Ta'ala memberikan dia kebahagiaan dari seorang laki-laki yang
sudah beristri?
Saudariku. Pernahkah kalian mendengar jeritan wanita yang Alloh
jadikan dirinya sendirian hingga seumur hidupnya? Pernahkah kalian mendengar
cemburunya wanita yang melihat bahagianya orang yang berkeluarga? Adakah rasa
itu pernah terlintas di pikiranmu, saudariku? Mereka juga wanita yang sama
dengan dirimu. Yang butuh segalanya dari kebaikan laki-laki yang menikahinya
seperti dirimu? Butuh perasaan dilindungi, disayangi, dibutuhkan, dirindukan,
dikuatkan ketika sedang lemah, dan lain sebagainya. Mereka sama dengan kalian,
wanita.
Adil, bukanlah syarat. Bukan pula tujuan. Adil (bagi manusia) adalah
memberikan persembahan terbaik yang dia mampu terus menerus dan selalu
memperbaiki kadar (kualitas) nya. Sebagaimana Alloh Swt menginginkan hambanya
untuk semakin tinggi tingkat taqwanya. Semua dengan berproses. Benar ada begitu
banyak, boleh jadi mayoritas pelakunya adalah penjahat yang hanya ingin
mempermainkan wanita dengan nafsunya.
Namun demikian, janganlah engkau
menafikan orang lain yang mampu melakukan syariat ini dengan baik dan terus
menerus meningkatkan kualitasnya bersama dalam ketaqwaannya kepada Alloh Swt.
Mayoritas bukanlah yang paling benar. Karena kebenaran sejatilah yang datang
dari Alloh, Tuhan Pemilik Seluruh Alam.
Jangan biarkan nafsu dan lemahnya ilmu
kita menjadikan kedengkian abadi terhadap syariat Alloh ini. Semoga Alloh
Ta'ala melindungi niat baik dan keikhlasan dari setiap ibadah kita. Aamiin yaa
Robbal 'alamiin.
Tulisan ini dibuat sebagai cerminan diri, bukan untuk
menghakimin siapapun. Semoga diri yang lemah dan bodoh ini terhindar dari
segala keburukan niat. Insya Alloh. Wallohu'alam bish showaab.
Bekasi, 1
Agustus 2015.
MasGagah