Monday, November 10, 2014

Yesus Bukan Kristen



Oleh Redaksi

Semua pengikut Yesus pasti mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara mereka bisa memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Bibel bahwa Yesus beragama Kristen?

Akan sangat mengejutkan bahwa ternyata dalam Bibel, sama sekali tidak akan kita jumpai pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen. Jika Yesus bukan beragama Kristen, lalu apa agama Yesus? Dan jika Yesus bukan beragama Kristen, mengapa orang-orang yang mengaku pengikut Yesus beragama yang bukan agama Yesus?

Banyak umat Kristiani tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Yesus bukan beragama Kristen dan yang menamakan agama itu `Kristen' bukan Yesus, tapi Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia.

Perhatikan ayat-ayat Alkitab dibawah ini :

Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.  Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:23-26)

“Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”. Ayat di atas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu 'Kristen' bukan Yesus. Tetapi Barnabas dan Paulus. Dan hal ini dilakukan di sebuah daerah yang bernama Antiokhia, di daerah Turki. Sedangkan Yesus tinggal di Palestina dan murid-muridnya pun di Palestina.

Seumur hidupnya Yesus tidak pernah mengajarkan bahwa risalah yang dibawanya bernama Kristen. Yesus tidak membawa agama baru. Yesus menegaskan berkali-kali bahwa dia hanya adalah seorang nabi yang meneruskan ajaran para nabi sebelumnya.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu kota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Bahkan lebih tegas lagi Yesus mengancam, barang siapa yang berani mengubah-ubah ayat-ayat dalam Kitab Taurat maka orang tersebut akan masuk neraka (tempat terendah di Kerajaan Sorga/akhirat)

“Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 5:19), (Matius 5:20)

Ajaran Yesus atau Nabi Isa a.s. sesungguhnya hanya diperuntukan bagi kaumnya sendiri, bukan untuk disebarkan keseluruh dunia. Namun Yahudi menyusupkan seorang agennya bernama Paulus—seorang Yahudi dari Tarsus—ke dalam ajaran Nabi Isa a.s. dan mengubah agama yang tadinya hanya untuk kaumnya sendiri menjadi agama yang ekspansif.


Kristen KTP
Isi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan 9 Tahun 2006 yang mengatur tentang tata cara pendirian dan perizinan pembangunan rumah ibadah adalah untuk membangun sebuah rumah ibadah harus ada pengajuan dari 90 umat beragama bersangkutan, dan persetujuan atau izin tertulis dari sedikitnya 60 orang di lingkungan tersebut.

Masih ingat tentang AMANAT AGUNG? Bagi yang pernah mengikuti Kajian Pembentengan Aqidah (Kristologi yang diselenggarakan Irena Center secara online di internet maupun offline di majlis taklim, pasti ingat akan istilah ini. AMANAT AGUNG adalah perintah Yesus yang terakhir.

Markus 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Matius 28:19, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Dua ayat ini menjadi pedoman umat Kristen dalam melakukan misinya. Tiga poin penting dalam ayat ini adalah:
-.  Penyebaran agama Kristen keseluruh dunia.
-.  Pemurtadan, menjadikan Kristen, seluruh bangsa di dunia.
-. Melakukan pembaptisan dalam rangka pemurtadan.

Walaupun kedua ayat ini menurut keyakinan Kristen dikatakan bersumber dari 'Injil', yakni Injil yang diriwayatkan Markus dan Injil yang diriwayatkan Matius, Injil sebagaimana yang dimiliki umat Kristen bukanlah Injil yang diberikan Allah SWT kepada nabi Isa as (Yesus). Injil yang dimiliki umat Kristen ini adalah perkataan Yesus yang dicatat dan diriwayatkan oleh Markus, Matius, Lukas atau Yohanes, maka ayat-ayat Amanat Agung di atas tentunya disampaikan oleh seorang nabi, yakni Nabi Isa as atau yang mereka sebut Yesus. Apakah benar Nabi Isa as menyuruh melakukan semua itu?

Tidak. Yesus tidak pernah menyuruh demikian. Ayat-ayat Amanat Agung adalah ayat-ayat palsu yang diciptakan berikutnya oleh pihak gereja demi kepentingan mereka. Buktinya di ayat yang lain Yesus malah bersikap sebaliknya:

Matius 10:5-6, Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Matius15:24 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Yesus justru menyatakan dengan tegas bahwa dirinya hanya diutus untuk bangsa Israel saja, bukan Eropa, Cina atau Indonesia. Bahkan Yesus melarang muridnya masuk ke kota bangsa lain di luar Israel. Dan tidak hanya dua ayat di atas aja yang menyatakan bahwa Yesus hanya untuk umat Israel, masih banyak dalam Perjanjian Baru ayat-ayat yang senada. Begitu juga dalam Alquran, surah Ali Imran ayat 49, “Sebagai Rasul kepada bani Israel...”

Jadi penyebaran agama Kristen yang dilakukan para misionaris adalah sebuah tindakan yang bertentangan dengan kitab suci mereka.

Lalu bagaimana jika ada umat Kristen yang tidak melaksanakan Amanat Agung? Bagi yang tidak melaksanakan Amanat ini, maka diibaratkan sebagai Muslim yang tidak mau shalat, maka kita sering menyebutnya dengan istilah 'Islam KTP', maka demikian juga dalam Kristen. Orang yang tidak melakukan pemurtadan, minimal seorang majikan kepada pembantunya, maka statusnya disebut sebagai 'Kristen KTP'. Wallohu’alam bish showab.

Sejarah Terompet di Tahun Baru



Oleh Redaksi

Seluruh penjuru dunia menyambut pergantian tahun. Seperti negara-negara lain di dunia, masyarakat di Indonesia pun juga demikian. Jika di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea, dan China, masyarakatnya menghabiskan malam Tahun Baru dengan mengunjungi tempat ibadah untuk berdoa. Maka di Indonesia, meniup terompet sudah menjadi tradisi masyarakat saat menyambut pergantian tahun.

Sayangnya, hingga saat ini tak banyak orang yang tahu mengapa terompet dipilih untuk menyambut datangnya tanggal 1 Januari! Mereka juga tak tahu hukumnya menurut syariat Islam!

Semula, budaya meniup terompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi saat menyambut tahun baru bangsa mereka yang jatuh pada bulan ke tujuh pada sistem penanggalan mereka (bulan Tisyri). Walaupun setelah itu mereka merayakannya di bulan Januari sejak berkuasanya bangsa Romawi kuno atas mereka pada tahun 63 SM. Sejak itulah mereka mengikuti kalender Julian yang kemudian hari berubah menjadi kalender Masehi alias kalender Gregorian.

Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri dengan tradisi meniup shofar (serunai), sebuah alat musik sejenis terompet. Bunyi shofar mirip sekali dengan bunyi terompet kertas yang dibunyikan orang Indonesia di malam Tahun Baru.

Sebenarnya shofar (serunai) sendiri digolongkan sebagai terompet. Terompet diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer terutama saat akan berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat musik pada masa pertengahan Renaisance hingga kini.

Para pembaca yang budiman, inilah sejarah terompet dan asal penggunaannya. Dia merupakan syi'ar dan simbol keagamaan mereka saat merayakan tahun baru. Selain itu, terompet juga dipakai oleh bangsa Yahudi dalam mengumpulkan manusia saat mereka ingin beribadah dalam sinagoge (tempat ibadah) mereka.

Perkara ini telah dijelaskan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin Umar -radhiyallahu anhu- saat beliau berkata,

“Dahulu kaum muslimin saat datang ke Madinah, mereka berkumpul seraya memperkirakan waktu sholat yang (saat itu) belum di-adzani. Di suatu hari, mereka pun berbincang-bincang tentang hal itu. Sebagian orang diantara mereka berkomentar, “Buat saja lonceng seperti lonceng orang-orang Nashoro”. Sebagian lagi berkata, “Bahkan buat saja terompet seperti terompet kaum Yahudi”. Umar pun berkata, “Mengapa kalian tak mengutus seseorang untuk memanggil (manusia) untuk sholat”. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Wahai Bilal, bangkitlah lalu panggillah (manusia) untuk sholat”. [HR. Al-Bukhoriy (604) dan Muslim (377)]

Al-Hafizh Ibnu Hajar -rahimahullah- berkata, “Terompet dan sangkakala sudah dikenal. Maksudnya (hadits ini), bahwa terompet itu ditiup lalu berkumpullah mereka (orang-orang Yahudi) saat mendengar suara terompet. Ini adalah syi'ar kaum Yahudi. Ia disebut juga dengan shofar (serunai)”. [Lihat Fathul Bari (2/399), cet. Dar Al-Fikr]

Syaikhul Islam Abul Abbas Al-Harroniy -rahimahullah- berkata, “Tujuan kita disini bahwa Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tatkala membenci terompet Yahudi yang tertiup dengan mulut dan lonceng Nashoro (Kristen) yang dipukul dengan tangan, maka beliau menjelaskan sebab (beliau membenci terompet) bahwa ini (terompet Yahudi) termasuk urusan agama Yahudi, dan beliau menjelaskan sebab (beliau membenci lonceng) bahwa ini (lonceng Nashoro) termasuk urusan agama Nashoro.

Karena penyebutan sifat setelah hukum menunjukkan bahwa ia adalah sebab bagi kebencian tersebut. Ini mengharuskan pelarangan dari segala perkara yang termasuk urusan agama Yahudi dan Nashoro”. Demikianlah perkaranya. Padahal terompet Yahudi, konon kabarnya ia terambil dari Musa –alaihis salam- dan bahwa di zaman beliau terompet ditiup. Adapun lonceng, maka ia perkara yang diada-adakan. Sebab mayoritas syariat kaum Nashoro telah diada-adakan oleh para pendeta dan ahli ibadah mereka.

Kebencian Rasul -Shallallahu alaihi wa sallam- terhadap terompet Yahudi dan lonceng Nashoro demi menyelisihi mereka. Ini menuntut dibencinya jenis suara ini secara mutlak pada selain sholat juga. Karena hal itu termasuk urusan agama Yahudi. Sebab orang-orang Nashoro memukul lonceng di luar waktu-waktu ibadah merek. Sungguh kebanyakan orang dari kalangan umat ini (baik raja, maupun selainnya) telah tertimpa oleh syi'ar Yahudi dan Nashoro ini”. [Lihat Al-Iqtidho'  (5/19)]

Apa yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam -rahimahullah- amatlah benar. Anda lihat di malam tahun baru, banyak diantara kaum muslimin yang jahil ikut meniup terompet. Padahal semua itu adalah syi'ar agama Yahudi yang dilarang untuk ditiru. Lantaran itu, perbuatan ini kita harus jauhi, sebab Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda,

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud (4031). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (4347)]

Terakhir, kami nasihatkan kepada kaum muslimin agar menjauhkan terompet-terompet Yahudi dari anak-anak dan rumah-rumah kita setelah kita mengetahui haramnya, membenci dan meninggalkannya. Sebab, benda itu hanyalah mengingatkan kita kepada agama dan syi'ar kekafiran mereka.

Wallohu’alam bish showab.

Ketika Kematian Menjadi Tamu Anda

Oleh Muhammad Rizki

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, “Pergunakanlah lima kesempatan sebelum datang yang lima lainnya. Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim)

Sekarang renungkanlah, dimana orang-orang yang dulunya angkuh berjalan diatas bumi? Dimana orang-orang yang dulunya bergelimang dalam harta? Dimana mereka-mereka yang dulunya memegang jabatan tinggi dengan congkak mengotori tanah-tanah bumi? Dimana mereka-mereka para ulama? Dimana mereka para orang-orang shaleh? Tidak lain, mereka menuju ke satu tempat yang sama, yaitu kuburan! Dan kita akan menyusul mereka. Jadi alangkah dungunya seseorang yang lalai bersama orang-orang yang lalai akan kematian, padahal kematian selalu mengintainya! Anda tentu sudah mendengar berita-berita kematian di tempat anda masing-masing, dan tidak jarang kita mendengar seseorang yang kita lihat sehat dan segar bugar, keesokannya meninggal. Tidak jarang juga kita lihat pemuda-pemuda tangguh meninggal dengan cepat.

Jika kita tahu demikian, kenapa kita masih lalai dalam fatamorgana dunia? Kenapa kita lalai dari mengingat kematian, kenapa kita lupa kepada kematian namun kematian selalu ingat kepada kita. Jika ditanya, apakah anda sudah siap pergi dari dunia ini sekarang? Apa yang akan anda jawab? Kalau saya akan menjawab belum siap, karena saya merasa bekal saya masih sedikit, kalaupun bekal saya sudah banyak, apakah ada yang bisa menjamin bekal tersebut sudah diridhai Allah, sudah diterima Allah?

Nikkn Bisyr bin Manshur berkata kepada Atha' As Sulaimi “Wahai Atha', kenapa engkau bersedih? Beliau menjawab, “Kematian siap menjemputku, kuburan adalah rumahku. Di hari kiamat aku berdiri menghadap, di atas nereka jahannam jalanku meniti shirath, dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat Rabbku kepadaku.” Kemudian ia mengambil nafas panjang dan tidak sadarkan diri.

Hasan Al Bashri berkata “Selayaknya selalu bersedih orang yang mengetahui bahwa kematian pasti menghampirinya, hari kiamat adalah hari yang ditunggu, dan berada di hadapan Allah adalah peristiwa yang pasti dia lalui di hari kiamat.”

Saya merenungi apa yang menyebabkan sebagian dari kita lalai dari mengingat kematian. Tentu penyebab utamanya adalah dunia, iya dunia. Mereka telah dibutakan dengan kemewahan dunia, keindahan isi dunia, seolah-olah mereka akan hidup selamanya. Mereka sibuk mencari harta dunia, lalu menghabiskannya bersama orang-orang lalai yang lainnya, sehingga hati mereka menjadi hati yang keras, tidak peka lagi akan berita-berita kematian. Yang ada di dalam hati mereka adalah dunia, dunia dan dunia.

Mereka juga tertipu dengan kesehatan mereka, mereka merasa sehat, dan mereka beranggapan kematian masih lama untuk menghampiri mereka, mereka mengira kematian itu hanya menjemput orang-orang yang sakit-sakitan, tapi lihatlah faktanya, berapa banyak yang hari ini sehat, kemudian mendadak nyawanya melayang. Sekarang kita dengarkan penuturan dari ulama kita Al Imam Ibnul Jauzy, beliau berkata:

Seakan-akan kamu digerogoti umurmu, diserang penyakit dan hilang segala keinginan dan harapan, apabila kehancuran telah memperlihatkan ketertarikannya.

Penglihatan menjadi kabur, dan suara berhenti. Tidak mungkin mengetahui yang telah hilang tatkala Malaikat Maut turun menjemputmu, lalu mengeluarkan ruh dan membawamu pergi.

Kamu merasakan kepedihan yang begitu hebat, sungguh mengeherankan apa yang kamu hadapi, seakan jamu dicekoki racun hitam sehingga terasa teriris-iris menjadi beberapa bagian.

Ruh telah mencapai kerongkongan, kamu tidak dapar membedakan antara yang luhur dari yang rendah, kamu tidak tahu waktu meninggal apa yang akan kamu jumpai, kita berlindung kepada Allah, kita berlindung dari keburukan.

Kemudian mereka membungkusmu dengan kain kafan dan membawamu kerumah pembusukan, karena aib buruk dan kedunguan, apabila yang dikasihi telah ditelan tanah, kamu akan hancur berkeping-keping dalam kubur.

Para kerabat meninggalkanmu dan pergi berlalu, membagi habis hartamu dan mengadakan jamuan, dan paling-paling mereka hanya bisa meneteskan air matanya rintik-rintik.

Mereka memasang kunci dan berbelanja barang-barang, mereka lupa mengenangmu hal yang dikasihi mereka sesaat setelah itu, sedang kamu tetap disana sampai terjadi kiamat, kamu tidak mendapatkan tempat berlindung dan berteduh.

Kemudian, kamu bangkit dari kuburmu sebagai gembel, yang tidak memiliki harta sepeserpun, kamu dibebani dosa yang mencengangkan, seandainya kamu melakukan kebaikan sekalipun sedikit tentu bisa dijadikan sebagai tempat bersandar dan berlindung.

Matahari  berulang kali terbenam sedang hatimu kosong, berapa kali kegelapan menurunkan tirainya sedang kamu termangu-mangu, berapa banyak kenikmatan diberikan kepadamu namun kamu ikut berperan dalam kemaksiatan, berapa lembar catatan amal dipenuhi dosa-dosamu, berapa kali temanmu yang dirampas ( mati ) mengingatkanmu namun kamu terus bermain-main.

Hai yang tenang-tenang saja berdiam di dunia, sedang pedati telah dipasang, sadarlah dari mabuk kepayangmu sebelum penyesalanmu terhadap segala kekurangan, ingatlah saat menuruni giliranmu dan terpisah dari kerabat, bangkitlah dari tidur nyenyak, dan katakanlah  “Saya bertaubat“ lekaslah raih keutamaan-keutamaan sebelum hilang kesempatan, karena kusir memacu dengan cepat, unta-unta tak kenal lelah dan kematian terus mencari.

“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini.” (Qaaf: 22)

Betapa indah nasehat dari Imam kita tersebut. Maka saat ini bayangkanlah dibenak anda siksa-siksa kubur, bagaimana reaksi anda jika anda tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari malaikat di alam kubur nanti? Bagaimana sikap anda ketika tahu anda ditemani oleh seorang yang buruk rupanya, tidak menyenangkan dan menyiksa akan kehadirannya? Itulah amal buruk anda ketika di dunia. Namun semua itu belum terjadi pada anda, sebelum itu terjadi, maka ubahlah semua kebiasaan buruk kita, sadarlah dan bangkitlah dari ketepurukan. Selalu waspada, kematian akan selalu mengincar. Wallohu’alam bish showab.

Aliyah Zaharani Putri

Aliyah Zaharani Putri