Monday, December 14, 2009

Catatan MasGagah: Sukses Buah Kesabaran

Bismillahirrohmanrrohim
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته‏

Puja dan puji syukur kepada Alloh ar-Rohmaan, ar-Rohiim atas semua kemudahan dan nikmat yang senantiasa diberikan kepada diri yang lemah dan bodoh ini. Semoga Alloh سبحانه وتعلى senantiasa menjaga diri ini dari segala kebodohan dan kelemahan dalam setiap gerak dan langkahnya. Sholawat serta sallam semoga senantiasa tercurah kepada uswah dan qudwah ummah, Nabiulloh Muhammad صلىالله عليه وسلّم, beserta keluarga beliau, para shohabat dan ummatnya yang istiqomah menjalankan sunnahnya hingga akhirrul zaman. Amin yaa Allohumma amin.

Intermezzo: SUKSES
Ada yang tahu ukurannya? Saat kita ditanya orang lain apakah sudah sukses?, apa jawab kita? (hayo bareng-bareng jawabnya; BELUM).

A: Weits, masBro gimana kabar? Dah sukses nih kayaknya?
B: Wah, belom sob.
A: Nah lho, kok belum?
B: Yaaa…, rumah aja belum punya, masih ngontrak di tempat mertua, motor masih nyicil, mana bisa dibilang sukses gaji gw aja cuma 5 Koma! Maksudnya tanggal 5 dah Koma!
B: Wakakakak…, masih mending elo, gw cuma 15 juta. Maksudnya 15 juta per tahun!
A dan B: Hahahaha…

Ada yang familiar dengan percakapan di atas? Hehehe… tenang, tenang jangan tersinggung dulu. Karena saat ini saya juga sama dengan Anda…J

Untuk Sahabatku yang merasa belum SUKSES, katakan YES, SAYA SUKSES! Nah…, sekarang dah selesai kan masalahnya, sekarang Anda sudah sukses. Problem, Solve…!

Ukuran Sebuah Kesuksesan

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji
.” (QS. Luqman: 26)

Saya memiliki teman sebaya, teman sejak kecil waktu masih SD. Dengan usia yang sama ia kini sudah memiliki 2 buah rumah, 1 mobil, 2 motor yang jika di total kurang lebih 800jtan. Baru saja menghabiskan biaya untuk proses menikahnya tidak kurang dari 150jt. Di tambah lagi masi ada uang cash dalam tabungan tidak kurang dari 500juta.

Menggiurkan dan membuat kita iri bukan, saat ada salah satu sahabat kita yang di usia yang sama memiliki karir, dan materi yang berlimpah seperti sahabat saya tadi. Apalagi jika usianya lebih muda, dan jabatannya di bawah kita. Bisa-bisa susah tidur kita kalo ngebayangin dia terus…:)

Saat ini mayoritas kita menganggap bahwa kesukesan adalah lebih kaya secara materi, lebih tinggi pangkat, jabatan, ketenaran, dan lain sebagainya. Padahal pada kenyataannya kita semua yang terlahir di dunia ini adalah manusia yang sudah dilahirkan dalam keadaan yang sukses. Ada yang masih ingat bagaimana kita berlomba dengan para kompetitor kita lainnya saat berhasil menembus sel telur dulu, lalu jadilah kita segumpal daging, hingga terbentuk dengan sempurnanya kita sekarang. Jika Anda ingat itulah saat awal kesuksesan kita…:)

Ada yang mengatakan jika ingin kaya, maka jangan mau terus menjadi YUMANJI (You Manusia Bergaji). Karena dalam retorika siapapun juga akan sangat sulit untuk menjadi sukses (dengan ukuran materi) jika seumur hidup kita menjadi karyawan. Karena memang benar, tidak mungkin kita memiliki rumah seharga 1 Miliyar, jika mengandalkan pendapatan yang hanya 15juta per tahun. Jangankan untuk beli Rumah senyaman dan semahal itu, membayangkan saja kita belum tentu berani!

Ada sebuah pernyataan seperti ini; “Heh…, ga bosen kerja gitu-gitu mulu? Berangkat pagi, pulang malem, terus aja begitu sampe tua. Kapan bisa beli rumah, kalo kerjaan lo Cuma begitu aja!” ada yang pernah mendengar pernyataan seperti itu? Kalau ya, jawab aja So Lo Githu What!

Ada beberapa kalimat motivasi yang diucapkan yang kadang merendahkan status buruh/karyawan, padahal boleh jadi pekerjaan yang dijalani oleh kebanyakan kita adalah pekerjaan yang memuliakan kita di sisi Alloh . Lihat berapa banyak para pemimpin yang akhirnya terjerat oleh besarnya godaan untuk menjadi pejabat/pimpinan yang korup? Kita lihat berapa banyak pemimpin yang tidak amanah terhadap yang dipimpinnya? Apakah ini yang kita percayai sebagai ukuran sukses?

Jika ada sahabat kita yang memiliki kekayaan materi berlimpah, pangkat, jabatan, ketenaran apakah kita harus iri? Sementara dalam hati mereka yang terdalam, ada gejolak kecemasan, keresahan, karena kekayaan yang diperoleh ada hak orang lain yang di zholiminya. Ada suap, dan korupsi dalam jabatannya. Ada fitnah yang dia timbulkan dari ketenarannya. Dan semua itu terpaksa mereka lakukan karena tuntutan nafsu. Keinginan untuk selalu di pandang BESAR oleh banyak orang, padahal boleh jadi dia sangat kecil di sisi Alloh سبحانه وتعلى

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Rosululloh صلىالله عليه وسلّم bersabda:
Kaya itu bukanlah lantaran banyak harta. Tetapi, kaya itu adalah kaya hati.” (HR. Muslim)

Hati itu adalah kekayaan sesungguhnya. Dari Hatilah seharusnya kita merasa KAYA. Dari Hatilah seharusnya kita merasakan DAMAI, KETENANGAN dan KEBAHAGIAAN. Sementara yang dicari oleh hawa nafsu adalah berlimpahnya harta, tingginya jabatan dan ketenaran. Sementara kebahagiaan itu hanya bisa diraih dengan melakukan perbuatan yang menentramkan Hati. Hati itu berwujud, dan setiap yang berwujud adalah materi. Namun di setiap kita memiliki ruh, yang tidak berwujud, yang memiliki pengaruh BESAR karena ia hanya dapat selalu bersinar jika kita melakukan apa yang menjadi fitroh kita, yaitu kebaikan yang hanya bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh صلىالله عليه وسلّم.

Sukses Adalah Pembelajaran
Sejak lahir kita sudah belajar, bahkan hingga tua pun nanti kita tetap belajar. Dan pelajaran terbaik bagi kita adalah selalu meilhat segala sesuatu dari sudut pandang kebaikan. Sudut pandang yang mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh صلىالله عليه وسلّم. Setidaknya selalu berprasangka baik kepada Alloh سبحانه وتعلى terhadap semua peristiwa yang kita alami.

Di setiap malam kadang kita membayangkan dan berkata, ‘kapan ya saya diberikan Alloh سبحانه وتعلى rizki yang berlimpah? Punya rumah sendiri, ga ngontrak seperti sekarang, punya mobil dan bukan motor cicilan?’ Sadarkah kita bahwa dengan kalimat seperti itu, boleh jadi kita sudah mengingkari nikmat Alloh سبحانه وتعلى saat mengatakannya. Coba Anda jawab, apa yang tidak diberikan Alloh ‘azza wa Jalla kepada Anda dan keluarga? Jika Anda merasa pemberian dari Alloh سبحانه وتعلى itu kurang, sudahkah Anda memberikan semua yang diberikan Alloh سبحانه وتعلى kepada orang lain? Jika Anda sudah memberikan semua nikmat Alloh kepada orang lain, baru Anda pantas untuk mengatakan KURANG! Astaghfirulloh al ‘adhim. Aneh kan, kita selalu merasa kurang dan kurang padahal apa yang diberikan Alloh سبحانه وتعلى kepada kita sementara sedikit sekali yang diberikan lagi kepada orang lain.

Tuh kan jadi nafsu… Hehehe…, sori sori, lanjut yuk…:)

Sahabatku yang dimuliakan Alloh. Setelah sekian banyak peristiwa yang hadir dalam hidup, adakah yang mengajarkan kita untuk lebih mengerti arti dari nilai kehidupan? Pelajaran apa yang kita ambil dari peristiwa-peristiwa itu? Apakah dengan kemewahan hidup kita menjadi lebih bahagia? Apakan dengan kekuasan dan ketenaran hidup kita lebih bermakna? Pertanyaan ini mungkin sering kita lupakan di saat-saat menjelang istirahat malam kita. Kesibukan dan rutinitas yang menyita waktu juga tenaga memaksa kita untuk lebih banyak langsung beristirahat saat sampai di rumah setelah seharian bekerja hingga sedikit sekali kita melakukan introspeksi diri dan berkeluh kesah kepada Dia yang Maha Mendengar lagi Menjawab Doa Baik HambaNya. Begitu rindunya Alloh سبحانه وتعلى kepada kita. Namun sudahkah kita membalas rindu dari-Nya?

Jika saat ini hidup terasa berat, sulit, mungkin itu tanda dari Alloh سبحانه وتعلى untuk kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Berbagilah semua beban hidup yang teramat berat ini kepada Alloh ‘azza wa Jalla yang Maha Memudahkan.

"Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus." (QS. Al-Faathihah: 5-6)

Sukses Buah Kesabaran
Ada sebuah ungkapan, bahwa Menjadi Sukses (Kaya) sama dengan Menjadi Lebih Mulia. Dan mungkin ungkapan ini benar, jika limpahan materi yang dititipkan Alloh سبحانه سبحانه وتعلىkepada kita menjadikan kita lebih dekat, lebih bertaqwa kepada-Nya. Namun jika tidak, boleh jadi sukses dalam arti Materi akan menjadi bencana bagi kita dan keluarga.

Saat ini mungkin terlihat sangat sulit bagi kita untuk memiliki semua impian yang kita cita-citakan. Namun untuk setiap manusia yang selalu berusaha dan berdoa selalu ada kebaikan yang di janjikan Alloh kepada kita. Karena nikmat Alloh bukan semata milik ummat Islam, tapi semua mahkluk-Nya. Bahkan orang syirik sekalipun!

Kita di nilai bukan hanya pada apa yang sudah kita usahakan, tapi juga selalu ada nilai kepantasan di dalamnya. Apakah usaha dan doa kita pantas untuk di wujudkan saat ini atau tidak hanya Alloh saja lah yang Maha Tahu. Yang terpenting menurut saya adalah tanamkan selalu sikap percaya, yakin dan bersabar atas semua kehendak-Nya. Salah satu alasan mengapa doa dan impian-impian kita belum diwujudkan Alloh yang Maha Mengabulkan Doa mungkin tidak siapnya diri kita untuk menerima amanah yang lebih besar dengan kualitas diri yang sekarang.

Bersabar itu indah jika kita selalu dekat dengan perintah-perintahnya, bersabar itu juga indah untuk kita yang senantiasa mengamalkan sunnah-sunnah Rosul-Nya. Karena bukankah setiap segala sesuatu itu ada waktunya. So, yakinlah bahwa satu saat semua doa dan impian Anda akan di ijabah oleh Alloh سبحانه وتعلى. Amin yaa Allohumma amin. Allohu’alam bish-showab.

Renungan Untuk Ku dan Sahabat
Sahabatku yang kurindukan.
Lihatlah di sekeliling kita. Adakah yang merisaukan hati?
Masihkah kita mengeluhkan wajah yang kita anggap kurang cantik, kurang tampan seperti penilaian orang lain?
Masihkah kita mengeluhkan baju, celana yang tidak sebagus teman kerja kita?
Masihkah kita mengeluhkan sepatu, dan tas yang tidak semahal dan sebagus teman kerja kita?
Keluhan yang lain? Sahabat yang paling tahu.

Sahabatku yang kurindukan.
Masih pantaskah kita mengeluh seperti sekarang padahal di luar sana ada banyak sekali saudara kita yang terlahir sebagai orang cacat wajah?
Masih pantaskah kita mengeluh sementara ada ratusan Jutaan orang yang hanya memakai baju bekas dalam kesehariannya?
Masih pantaskah kita mengeluh sementara ada Jutaan orang yang terlahir tanpa kaki?

Cobalah renungkan! Bagaimana jika manusia hidup di dunia dalam kondisi buta, maka dia tidak dapat melihat. Seluruh yang ada di hadapannya adalah sama. Tidak dapat melihat keindahan warna-warni dan tidak dapat melihat keindahan alam semesta.

Dan coba sekali lagi renungkan! Bagaimana jadinya jika manusia hidup di dunia dalam keadaan buta, tuli, dan gila. Maka hidupnya dihabiskan di rumah sakit, menjadi beban yang lainnya. Demikianlah nikmat penglihatan, pendengaran, dan akal yang sering kita risaukan.


Maka Nikmat Robb kamu yang manakah yang akan kau dustakan lagi?” (QS. Ar-Rohmaan: 13)

Bekasi, 9 Desember 2009

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

Catatan MasGagah: Nikah Yuuuk...! -bagian 2-

Bismillahirrohmaanirrohiim,
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته‏

Puja dan puji syukur kepada Alloh ar-Rohmaan, ar-Rohiim atas semua kemudahan dan nikmat yang senantiasa diberikan kepada diri yang lemah dan bodoh ini. Semoga Alloh سبحانه وتعلى senantiasa menjaga diri ini dari segala kebodohan dan kelemahan dalam setiap gerak dan langkahnya. Sholawat serta sallam semoga senantiasa tercurah kepada uswah dan qudwah ummah, Nabiulloh Muhammad صلىالله عليه وسلّم, beserta keluarga beliau, para shohabat dan ummatnya yang istiqomah menjalankan sunnahnya hingga akhirrul zaman. Amin yaa Allohumma amin.

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (رواه البحارى)
...”Wahai golongan pemuda! Barangsiapa di antara kamu yang telah mempunyai keupayaan atau lahir dan batin untuk berkawin maka hendaklah dia berkawin. Sesungguhnya perkawinan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Maka barangsiapa yang tidak berkemampuan, hendaklah dia berpuasa karena puasa itu dapat mengawal atau benteng nafsu. (HR. Bukhari)

MENIKAH. Adalah satu dari sedikit solusi terbaik dalam Islam untuk menghidarkan kita dari zina. Karena ada begiituuu…, banyak berkah yang kita akan dapatkan saat menikah. Bahkan untuk mereka yang bukan Muslim sekalipun! Karena melalui pernikahanlah, limpahan rezeki dan Rahmat dari Alloh سبحانه وتعلى akan kita dapatkan berlipat-lipat. Dan hanya dengan menikahlah kita baru bisa melaksanakan separuh dari kewajiban Agama kita.

Kasus 1 vs Kasus 2
KASUS 1. Saya memiliki seorang teman yang sudah menikah sejak ia lulus SMA dulu. Ketika ditanya apa alasan yang mendorong dia untuk menyegerakan menikah muda adalah karena beratnya cobaan dalam lingkungan seperti sekarang. Khususnya cobaan mengenai nafsu syahwat. Memang menurut dia menikah bukanlah satu-satunya jalan untuk menghindarkan dirinya dari berbuat zina. Tapi dia merasa ada dorongan yang kuat yang meyakinkan dirinya bahwa menikah adalah pilihan terbaik bagi diri dan kesucian agamanya dari segala dosa zina.

Dari contoh teman saya di atas, mungkin terlalu berlebihan jika kita semua mengharuskan untuk menikah setelah lulus SMA! Waaah…, seru juga mungkin kalau anak-anak SMA dah pada nikah semuanya… Walaupun terdengar aneh saat membayangkannya namun teman saya adalah satu dari contoh kehidupan yang bisa kita ambil pelajaran darinya.

KASUS 2. Pernah dengar ada remaja SMA bahkan SMP yang MBA/KKK (Kawin Karena Kecelakaan) hingga mendapat tekanan dari keluarga dan lingkungannya untuk mempertanggungjawabkan hasil perbuatan mereka? Apa yang terjadi dengan mayoritas Kasus 2 seperti di atas? Bagaimana perjalan pernikahan mereka yang didasarkan bukan pada keimanan kepada Alloh dan Rosul, tetapi melainkan karena nafsu, gaya hidup, dan paham hedonisme (bebas)nya? Anda pasti tahu jawabannya.

Syarat Menikah
Menikah memang bukan perihal yang mudah, ia butuh perhitungan yang cukup dan baik. Namun menikah bukan pula sesuatu yang menyeramkan. Hanya karena pengalaman teman, tetangga, artis, atau bahkan cerita dari orang lain yang mengatakan bahwa; ‘menikah itu butuh materi yang tidak sedikit, kesiapan mental juga fisik, pertimbangan ini dan itu’, hingga menjadikan kita sangat khawatir bahkan takut menyegerakan diri untuk menikah.

Kita lebih sering mendapatkan contoh kurang baik dan anehnya sering juga meng-amini tentang mitos-mitos dalam pernikahan. Seperti mitos yang mengatakan bahwa kalau Shio ini cocoknya hanya dengan Shio ini, dan ini. Bintang ini cocoknya dengan yang ber-Bintang ini dan ini. Selain itu ga bakal cocok atau langgeng kalau dipaksakan. Atau ada lagi yang mengatakan jangan menikah dengan orang Minang, atau Medan, atau suku-suku yang lainnya karena mitos bla..bla..bla…!

Waduuuh…, bahaya nih kalau fikroh (pikiran) kita lebih banyak meyakini suatu kebenaran dari hal-hal yang menyesatkan seperti ini. Masa standar seseorang dalam memilih calon untuk dinikahi berdasarkan hal-hal yang berbau syirik (shio, bintang), dan kesukuan!

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat: 13)

Sahabatku. Coba kita lihat para artis yang begitu cukup dalam hal materi, begitu cantik dan ganteng secara fisik, dewasa, cukup umur, dan sebagainya, namun saat mereka memasuki jenjang bernama Pernikahan semua yang mereka miliki (materi, fisik, gelar, ketenaran, dll) seperti tidak bisa menjadi JAMINAN baginya untuk merasakan keBAHAGIAan dalam hidup. Bagaimana? Apakah kita juga mensyaratkan diri untuk menikah menikah seperti semua hal di atas?

Mayoritas kita mungkin telah dikuasai oleh cara pandang hidup yang dibentuk oleh lagu-lagu sendu, acara tv yang bertemakan cinta, dan contoh kurang baik lainnya. Hingga secara sadar kita telah mensyaratkan bahwa kebahagiaan adalah semua hal yang bisa diukur dengan hal-hal yang bersifat fisik (materi). Semua yang terlihat oleh kedua mata adalah syarat mutlak yang harus diutamakan dalam menilai, dan memilih sesuatu. Terlebih terhadap menilai, dan meilih calon pasangan hidup.

"Semakin banyak Anda menuntut (mensyaratkan) sesuatu terhadap calon maupun pasangan Anda, maka akan semakin sulit Anda mendapatkan apa yang Anda HARAPKAN!”

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi صلىالله عليه وسلّم pernah bersabda:
إِنَّ مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَيْسِيْرُ خِطْبَتِهَا وَتَيْسِيْرُ صَدَاقِهَا وَتَيْسِيْرُ رَحِمِهَا
Di antara kebaikan wanita adalah mudah meminangnya, mudah maharnya dan mudah rahimnya.”
خَيْرُ النِّكَاحِ أَيْسَرُهُ
Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.” (HR. Abu Dawud)

Mungkinkah hadits ini bisa mengubah cara pandang sahabat tentang syarat terbaik dalam memilih calon untuk dinikahi? Mungkinkah sahabat masih seperti saya dulu yang secara sadar hanya mengambil dan meyakini hadits-hadits atau bahkan ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai dengan kondisi diri. Bahkan sering menilai satu perintah yang jelas dari Alloh سبحانه وتعلى dan Rosululloh صلىالله عليه وسلّم berdasarkan dari siapa yang menyampaikan! Astaghfirulloh al ‘adhim.

Alasan Berpacaran
Apakah yang jadi alasan utama orang berpacaran? Jawab mayoritas kita adalah ‘sebagai saran mengenal pribadi dan diri sang pacar.’ Apakah dengan berpacaran kita bisa menjadi yakin pacar kita menjadi pasangan hidup kita kelak? Wah, untuk pertanyaan ini mungkin jawabnya adalah bisa ya, bisa tidak.

Ada yang sudah berpacaran 1 tahun? 2 tahun? 3 tahun? Atau bahkan lebih? Ooo..., ada toh. Untuk Anda yang sudah pernah atau masih menjalani masa pacaran lebih dari 1 tahun coba jawab pertanyaan sederhana saya. “Apakah Anda sudah mengenal dengan baik pribadi dan karakter pacar Anda?”

Sudah! Anda yakin?

Kalau begitu saya tanya lagi, “apakah Anda yakin bahwa dia adalah orang terbaik untuk Anda nikahi kelak?” Atauuu..., jangan-jangan saat ini Anda memiliki pacar (calon) selain dia? Hmmm..., tenang-tenang rahasia Anda aman sama saya...:)

Coba Anda rasakan apa yang dikatakan hati Anda sekarang. “Apakah dengan seringnya pertemuan, seringnya pegang tangan, seringnya peluk dan cium mesra meyakinkan Anda bahwa dia adalah orang terbaik untuk Anda nikahi?” Jika jawabannya Ya. “Mengapa Anda masih mencari pacar yang lain!” Jika Tidak. “Apa fungsi dan tujuan Anda berpacaran dengannya?” Sebagai sarana memuaskan hawa nafsu? Atau sebagai pembuktian diri bahwa Anda punya pacar? Atau ada alasan omong-kosong lainnya! Astaghfirulloh al ‘adhim.

Wuiiih..., ko jadi nafsu ya saya ngomongnya...:)
Pis..pis...pis... Lanjut yuk.

Kapan Nikahnya?
Pertanyaan ini seringkali tumbuh bila kita terlalu lama, dan terlalu asyik berpacaran. Kadang semakin lama kita berpacaran, justru timbul rasa jenuh, bosan, dengannya. Hingga suatu hari, di suatu tempat kita bertemu dengan orang lain yang dengannya kita merasa lebih nyaman. Terus..., ya akhirnya kita mulai berpikir macam-macam mengenai pacar kita itu. Hingga akhirnya mungkin hubungan dengan si pacar terdahulu kita putuskan. Bagaimana, Andakah salah satu orang yang mengalaminya?

Sahabatku yang kurindukan untuk berjumpa. Selalu ada alasan bagi siapapun untuk menunda-nunda kita untuk menyegerakan menikah. Kita kadang merasa takut jika terlalu cepat menikah maka semua kesenangan, semua hobi dan kebebasan yang selama ini kita rasakan akan hilang. Padahal yang terjadi adalah, semakin lama kita berada dalam dunia itu semakin jauh kita dari keinginan dan kemampuan mempersiapkan diri untuk menikah. Sadar atau tidak bahwa saat ini dunia yang sedang kita jalanin hanya melenakan diri dan mungkin bisa berakibat pada kesengsaraan.

Coba lihat betapa banyak sahabat kita yang bekerja mencari uang hanya untuk diri dan kesenangannya. Ia habiskan waktunya untuk pergi ke cafe, clubbing, dan sebagainya. Sebuah pemandangan realita yang memilukan untuk para orangtua yang berpikir. Apa yang akan terjadi dengan masa depan anakku kelak jika mereka terus terbawa arus? Dan mungkin itu yang akan kita rasakan kelak, saat kita termenung di satu malam terbesit dalam hati, mengapa masa mudaku dulu ku sia-siakan? Lalu kita berharap dalam doa, ‘semoga anak-anakku tidak terbawa arus dunia yang melenakan seperti aku dulu!’ Sedihnya kita bila itu yang terjadi.

Sahabatku yang baik. “Tidak ada jaminan bahwa orang yang kita pilih untuk dinikahi adalah yang terbaik!” Begitu pun dengan kapan kita menentukan waktu untuk menikah. Karena bukanlah siapa orang yang kita pilih, tapi apa yang bisa kita berikan untuk yang sudah kita yakini! Setiap diri adalah sama dihadapan Alloh ‘azza wa Jalla. Karena sungguh bukan orang yang kaya materi, bukan pula yang cantik/ganteng yang dapat membahagiakan kita, melainkan dia yang tulus hatinya, dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipilihnya.

Menikah bukanlah mengenai siapa tapi rasa. Semua yang terlihat indah saat-saat berpacaran tidak akan lagi bernilai jika rasa itu hilang. Materi, fisik, dan semua kemewahan yang terlihat oleh mata bukanlah yang kita cari dalam hidup. Melainkan keberkahan dalam rasa syukur kita, dalam ketaatan kita beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Alloh ‘azza wa Jalla. Keberanian dan ketegasan kita mempersiapkan diri untuk menyegerakan menikah adalah hal yang sangat penting saat ini. Karena semakin lama kita menunda, semakin banyak dosa yang kita pupuk. So, segerelah menikah Sahabatku! Dan RASAKAN BEDANYA...:)

Bekasi, 6 Desember 2009

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

Catatan MasGagah: Malesnya... Baca Email!

"Email banyak amat sih! Jadi males bacanya."

Naaah..., ini ni yang paling sering saya alami. Sampe sekarang bahkan. Saking banyaknya email yang masuk, boro-boro kita sempet bacanya, liat Subjectnya juga ga!

Sebenernya sih kasian sama yang udah nyempetin kirim email ke kita, eh ga juga sempet dibaca. Padahal tuh email boleh jadi isinya bagus. Yaaah..., paling ga mungkin ada lah berita, atau sedikit kalimat yang baik untuk kita.

Terus gimana dong...? Apa kita unsubscribe aja dari milist yang emailnya tiap hari buanyak...? Wah, sayang juga kalo harus gitu.

Kalau gitu, yuk kita mulai lagi giat membaca email. Siapa tau ada yang bermanfaat untuk kita dan keluarga. Daripada tiap hari mata pelototin status komentar di pesbuk, mending baca artikel-artikel baik yang dikirim lewat milis kan...;)

Yuk, baca email lagi...

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

Catatan MasGagah: Nikah Yuuk...! -bagian I-

Intro:

My love
There's only you in my life
The only thing that's right
My first love
You're every breath that I take
You're every step I make

And I
I want to share
All my love with you
No one else will do
And your eyes
They tell me how much you care
Oh, yes you will always be
My endless love

Songs by Lionel Richie – My Endless Love

-----------------------------------------

Assalamu’alaikum wa rohmatulloh wa barokaatuh,

Puja dan puji syukur kepada Alloh ar-Rohmaan, ar-Rohiim atas semua kemudahan dan nikmat yang senantiasa diberikan kepada diri yang lemah dan bodoh ini. Semoga Alloh Swt. senantiasa menjaga diri ini dari segala kebodohan dan kelemahan dalam setiap gerak dan langkahnya. Sholawat serta sallam semoga senantiasa tercurah kepada uswah dan qudwah ummah, Nabiulloh Muhammad Saw, beserta keluarga beliau, para shohabat dan ummatnya yang istiqomah menjalankan sunnahnya hingga akhirrul zaman. Amin yaa Allohumma amin.

Wuaaaaah…, indah ya lirik lagu di atas. Apalagi untuk yang sekarang sedang dilanda asmara pasti hidup kayaknya terasa indah buanget deh kalau dinyanyiin sambil membayangkan si Dia.

Sahabatku. Apa yang menyebabkan kalian tidak menyegerakan diri untuk menikah? Padahal bukankah saat ini orang yang kalian sebut pacar itu sudah merelakan sebagian waktu, perasaan, dan dirinya untuk dirimu? Apakah harus ada batasan waktu untuk meyakinkan dirimu bahwa dia adalah jodohmu (1, 2, 3, 5 tahunkah)? Atau mungkin ada rasa yang tumbuh saat semakin lama kalian ber-pacaran malah membuat dirimu resah, dan bimbang untuk segera melamar dan menikahinya?

Wah..wah..wah…, repot juga nih kalau kalian selalu menunda-nunda yang satu ini. Taukah sahabatku, bahwa ber-pacaran itu sama dengan berzina? Jawab kalian:(Tahuuu…). Tahukah kalian bahwa menikah itu adalah satu-satunya media yang mampu menahan diri kita dari bermaksiat di hadapan Alloh Swt.? Jawab kalian: (Tahuuu…).
So, kalau begitu siapin deh kata-kata yang baik nan indah untuk disampaikan minggu depan kepada sang CaMer (Calon Mertua). Hehehe…:) Secepat itu kah?

Yup! Kalau bisa lebih di percepat kenapa harus diperlambat…;)

Alloh Swt. berfirman: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32)

Rosululloh Saw. bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

"Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mampunyai kesanggupan, maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kesucian farji (kemaluan); dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa dapat menjadi perisai baginya." (Muttafaq 'Alaih).

Menikah muda, yuuuk…!
Dari beberapa buku ustadz Mohammad Fauzil Adhim (maaf jika salah ejaannya) yang pernah saya baca, beliau mengatakan bahwa begitu banyak wanita yang siap untuk menikah muda, namun sedikit pria yang siap. Tapi fenomena yang terjadi sekarang banyak juga wanita yang menunda-nunda untuk menikah dengan alasan masih kuliah, ingin berkarir lebih dahulu, ingin merasakan nikmatnya masa-masa pacaran, dll.

Waduh…, alasan terakhir ini paling embahaya! Yaaah…, namanya juga pacaran yang pasti setan-setan pada seneng deh godain kita untuk semakin terjerumus ke dalam kemaksiatan. Na’udzubillahi min dzalik.

Yang paling sulit untuk dihindari saat berpacaran adalah fitrah kita terhadap nafsu syahwat yang sangat sulit untuk dikendalikan. Hampir tidak mungkin bagi kita yang belum menikah untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina. Apalagi saat sedang berpacaran!

Sahabatku. Begitu sulitnya cobaan kami para Pria, hingga Rosululloh Saw. mengatakan bahwa cobaan terbesar bagi kami adalah cobaan yang berhubungan dengan wanita.

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ وَمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ

Hadits riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: Rosulullah Saw. bersabda: “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita.”

Tuh kan bener! Rosul sendiri sudah mengingatkan kita agar berhati-hati dalam segala hal yang berhubungan dengan wanita. Karena secara fitrah kita sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri wanita. Mulai dari mata, hidung, bibir, wajah, suara, hingga cara berjalan mereka yang menarik perhatian kita, kaum laki-laki.

Coba siapa yang bisa menghitung berapa banyak kasus-kasus pacaran yang berakhir pada MBA (Kawin Karena Kecelakaan)? Lucu juga kan kalau di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia. MBA = KKK? Untuk buka PKK atau KPK…:)

Kalau sudah begini trennya, harus bagaimana? Apakah kita masih terus menjadikan gaya hidup para artis sebagai contoh gaya hidup, dan pola pikir yang harus kita tiru? Mana yang lebih baik, contoh dan teladan yang ditampilkan oleh para artis atau Rosululloh Saw.? Semua yang beriman pasti sepakat, bahwa Rosululloh Saw. adalah teladan dan contoh yang paling baik untuk diikuti.

Salah Siapa?
Maraknya tren berpacaran, sex sebelum menikah, hingga banyaknya wanita yang berani menggugurkan kandungannya karena MALU! Terdengar aneh untuk kasus yang terakhir ini, Malu di taruh saat sang janin berada dalam kandungannya. Sementara mereka tidak merasa MALU saat melakukan zina! Na’udzubillah min dzalik.

Mungkin pendidikan yang kita dapat dari orangtua, sekolah, lingkungan tidak mengarahkan kita kepada tuntunan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Minimnya pengetahuan dan keinginan yang kuat dari orangtua dalam mendidik anak-anaknya secara Islami jadi faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan pribadi dan karakter diri. Hingga akhirnya kita sebagai anak sering mencari jati diri, dan pembelajaran dari media tv, internet, majalah, musik, dan gaya hidup yang justru melenakan dan menyesatkan tanpa sadar.

Allohu Akbar… Allohu Akbar…!
Beratnya hidup jika melihat kondisi yang ada pada diri saat ini
Mungkinkah masih ada jalan kebaikan yang dapat aku temui nanti
Apakah harus ku akhiri saja hidup yang penuh luka ini?

Berikan waktumu untuk ku duhai Ayah, duhai Bunda!
Ayah, aku tahu bahwa dibalik keringatmu yang menetes setiap hari selalu ada doa untuk ku
Di setiap waktu yang engkau curahkan untuk bekerja ada doa untuk ku
Di setiap malam aku termenung, di mana ayahku yang dulu selalu menemani waktu belajarku?
Di setiap malam aku berharap semoga engkau pulang lebih cepat agar aku bisa bercanda denganmu
Duhai Ayahku, kini aku hilang arah. Banyak dosa yang telah kuperbuat di luar sana. Dan kini aku takut untuk pulang menatap wajahmu
Ayah, maafkan aku yaaa…

Bunda, bukan salahmu aku menjadi seperti ini
Engkau adalah contoh terbaik yang aku banggakan selama ini
Kesibukan mu tidak pernah menyurutkan kasih sayangku kepadamu
Waktu mu yang sedikit untuk ku pun bukanlah alasanku menjadi seperti ini, sekarang

Bunda, engkau memang bukan orang yang paling sempurna
Namun, hanya engkaulah sosok terbaik yang dapat aku temukan
Marah dan candamu kepadaku selama ini aku rindui
Semoga engkau memaafkan segala kenakalanku, Bunda

Selamat tinggal Ayah, selamat tinggal Bunda…
Maafkanlah segala kesalah anakmu ini…
Salam dan Senyum dariku selalu…


-Dinda-

حَدَّثَنَا حَاجِبُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ

Hadis riwayat Abu Hurairah عنه الله رضي, ia berkata: Rosulullah وسلّم عليه الله صلی bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?”

Sahabatku. Begitu banyak masalah yang ada di hadapan kita, namun mungkin untuk sebagian dari kita tak ada masalah yang lebih berat dari masalah mengenai rumahtangga. Anak adalah amanah yang di berikan Alloh ‘azza wa Jalla kepada kita. Mereka adalah buah dari cinta suci kita bersama suami, bersama istri. Mereka adalah kekuatan tidak terlihat yang membuat kita mampu menjalani semua cobaan dari Alloh ar-Rohmaan, ar-Rohiim. Anak adalah segalanya saat kita tersadar. Namun saat kita khilaf disibukkan dengan urusan pekerjaaan, arisan, dan urusan lainnya ia sedikit demi sedikit terlupakan. Hingga ia pergi meninggalkan diri yang sudah semakin renta ini. Semoga cobaan yang dialami oleh sebagian sahabat kita yang lain tidak ditimpakan kepada kita. Bersatulah kalian Ayah, Bunda, dengan al-Qur’an dan as-Sunnah kita menjaga perahu rumahtangga ini bersama anak-anak yang kita cintai.

Bekasi, 1 Desember 2009

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

Catatan MasGagah: Doa untuk PEMIMPIN Negeri

Ada yang merasa males membahas topik berita tentang korupsi yang sedang marak di tv? Setelah sebelumnya kita ramai membicarakan masalah mengenai KPK, POLRI, juga KEJAGUNG, sekarang diteruskan dengan kemungkinan bermasalahnya BailOut Bank Century.

Beratnya jadi Pemimpin. Tapi kenapa banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin ya?

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَاْلإِمَامُ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِيْ أَهْلِهِ، وَهُوَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا، وَهِيَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِيْ مَالِ سَيِّدِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلاِبْنُ رَاعٍ فِيْ مَالِ أَبِيْهِ، وَهُوَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليه عن ابن عمر)

Kalian semua adalah penggembala, dan akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Imam adalah penggembala, kelak dia akan diminta pertang­gungjawaban tentang gembalaannya. Seorang lelaki penggembala istrinya, kelak dia akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Seorang wanita penggembala dalam rumah suaminya, kelak dia akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Seorang pelayan penggembala bagi harta tuannya, kelak dia akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Seorang anak penggembala harta ayahnya, kelak dia akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaanya. Kalian semua adalah penggembala, kelak akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalaanya. (Riwayat Bukhari dan Muslim secara ittifaq melalui Ibnu Umar r.a.)

Mmm..., pernah ngebayangin ga kalau nanti di akhirat saat kita dikumpulkan Allohu 'azza wa Jalla, lalu dimintai pertanggungjawabannya satu-satu? Pembelaan apa yang bisa menolong kita dari dosa, dan kebodohan kita saat di dunia?

Lebih SEREM lagi para pemimpin kita tuh. Mereka akan di panggil lebih dahulu satu demi satu untuk mempertanggungjawabkan terhadap apa yang dipimpinnya! Wuih..., SEREMNYA.

Tiada seseorang pun yang berkuasa atas suatu perkara dari umat ini (umat Muhammad), lalu ia tidak berlaku adil di antara mereka, kecuali Allah Swt. akan mencampakkannya ke dalam neraka. (Riwayat Ma'qil ibnu Sinan)

Tapi, daripada cemberut tiap hari. Ngedumel ga karuan sampe ke bawa-bawa kepada suasana hati, mending kita doain PEMIMPIN kita yang saat ini diberi amanah oleh Allohu 'azza wa Jalla diberikan Rahmat dan Hidayah-Nya agar senantiasa bisa menjaga amanah yang BESAR ini.

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

Aliyah Zaharani Putri

Aliyah Zaharani Putri