Thursday, May 29, 2008

Ikhlas Yuk...

Ada suatu antara kita

Yang tak dapat kumengerti

Hanya senyum mu

Selalu membayang

Membuat ingin bertemu

Diantara hatimu hatiku

Terbentang dinding yang tinggi

Tak satu jua jendela disana

Agar ku memandangmu

Mmm…, lagu yang bagus. Walaupun bukan terlahir di jamannya tapi kesannya masih bisa dirasakan oleh generasi yang berbeda. Ada yang tahu lagu siapa di atas? Ya, lagu yang dibawakan oleh Titiek Sandhora dan Suaminya (namanya lupa. Hehehe…).

Kali ini saya akan coba menulis tentang Ikhlas. Walaupun intronya ga pas, tapi dibaca ya?

-----------------+

Ikhlas

(Aku adalah pelayan-Mu)

Ikhlas bisa juga disamakan dengan tulus, bersih, jernih, dan bebas.Dalam setiap perjalan hidup kita dituntut untuk bersikap ikhlas. Mengapa demikian? Karena tugas dan kewajiban kita sebagai hamba-Nya adalah melakukan segala sesuatu dengan sikap dan cara terbaik terhadap yang kita usahakan. Setiap usaha ada pengharapan yang pasti kita inginkan, dan sikap ikhlas adalah cara terbaik kita untuk menerima hasilnya.

Ikhlas dalam pekerjaan

Sat ini berapa banyak diantara kita yang mengeluhkan gaji yang kecil? Berapa banyak diantara kita yang mengeluhkan beban pekerjaan yang ditaruh di pundak kita? Berapa banyak pula yang berkata bahwa; “saya akan bekerja lebih baik dari hari ini jika gaji saya naik menjadi sekian..?” Keluhan yang lain, Anda yang lebih tau...:)

Saya pernah mengatakan bahwa kesuseksan itu adalah bakat, dan hak setiap manusia yang terlahir di bumi ini. Tahukah Anda, bahwa setiap diri ini memiliki sumber kekayaan yang luar biasa banyaknya? Dan Alloh, Tuhan Pemilik Segala Sesuatu memberikan kita kebebasan seberapa besar kekayaan itu kita ambil, dan kapan waktunya diserahkan oleh kita.

Kualitas kerja kita saat ini hanya dibayar dan dihargai sebesar yang kita berikan untuk diri kita. Jadi jangan pernah mengharapkan di bayar lebih besar dan dihargai lebih tinggi dengan kualitas diri kita yang sekarang! Bagaimana caranya untuk dibayar lebih besar, dan dihargai lebih tinggi? Coba lihat apakah kualitas kerja kita saat ini sudah pantas untuk dihargai lebih tinggi oleh perusahaan? Jika Anda anggap sudah, coba lihat apakah ada orang yang bekerja lebih giat, dan lebih baik dari Anda namun gajinya sama bahkan masih dibawah Anda? Jika Ada orang yang demikian di kantor Anda berarti Anda belum penatas untuk digaji lebih besar.

“Iya memang ada, tapi kan kebutuhan saya lebih besar daripada dia?” Menurut siapa? Menurut Anda bukan! Siapa yang lebih tahu kebutuhan Anda selain Dia, Tuhan Yang Maha Mengetahui?

So, bersabarlah dan siapkan diri untuk saat-saat kebaikan dan kesabaran Anda dihargai oleh Dia Yang Maha Luas Rizkinya. Sabarlah. Lalu bagaimana jika setelah kita melakukan yang terbaik dan berikap sabar bertahun-tahun lamanya tapi kondisi ekonomi kita tidak juga berubah? Katakan begini kepada Alloh, Tuhan Pemilik Seluruh Alam. “Ya Alloh, aku sudah melakukan terbaik yang aku bisa, dan aku sudah berusaha sebaik yang aku bisa, aku bersabar untuk menanti hasil yang lebih baik yang telah Engkau janjikan. Jika saat ini aku tetap gagal memperbaiki kualitas hidup keluargaku, aku yakin tidak gagal dalam hal melayani-Mu dalam keikhlasanku bekerja dan membahagiakan keluargaku. (kutipan dari Mario Teguh)

Sampai hati ga Tuhan melihat usaha kita yang sudah maksimal tapi tidak memberikan penghidupan yang lebih baik? Kalaupun kualitas hidup kita tetap tidak berubah, bukankah Alloh, Tuhan Yang Maha Adil lagi Maha Mengetahui tahu bahwa dalam setiap kesulitan kita, dalam kemiskinan kita, ada janji yang baik bagi hamba-Nya yang percaya? Siapakah yang lebih benar janjinya daripada Alloh, Tuhan Semesta Alam…? “Al-Ikhlas itu adalah salah satu dari rahasia-rahasia-Ku,
yang telah Aku titipkan ke dalam hati orang yang Aku cintai dari hamba-hamba-Ku”. (Hadits Qudsi)

Ikhlas dalam mencintai

"Cinta itu jujur, sederhana dan cantik. Bila perasaan itu jujur, ia tidak membutuhkan penjelasan yang berkepanjangan." (Mario Teguh).

Ada sebuah cerita tentang seorang pria yang kaya, muda lagi tampan mencari seorang gadis cantik untuk dijadikannya istri. Singkatnya, sang pemuda kaya ini menikahi gadis yang sangat cantik, seksi juga tentunya. Lalu apa yang terjadi dalam perjalanan pernikahan mereka? Masalah demi masalah, pertengkaran demi pertengkaran menyelimuti keluarga ini.

Dari cerita diatas, apa yang salah? Apa yang kurang? Si Pria berwajah tampan, lagi kaya. Yang wanita juga demikian cantik dan seksi. Hingga bagitu banyak laki-laki yang mencoba merayunya. Sekilas kehidupan ini sering terlihat oleh mata kita, bukan!

Seorang Pemuda berkata: “Gue ini tampan, dan kaya jadi wajar dong kalo gue pengen dapet istri cantik dan seksi yang sesuai dengan selera gue!”

Seorang Wanita berkata: “Gw itu cewe cantik, body seksi, dan ok punya. Jadi Cuma laki-laki yang ganteng dan kaya yang pantas untuk gw!”

Ilustrasi di atas mungkin tidak sepenuhnya benar, tapi pernahkah dalam hati kita terbesit untuk membandingkan sesuatu yang ada pada diri kita dan memantaskan segala sesuatu hanya dari yang terlihat (fisik) saja? Bagi Anda yang punya pacar, atau pernah punya pernahkah berpikir seperti itu? Seperti membandingkan pacar pada sisi, pekerjaannya, wajahnya, fisiknya, kehidupan ekonominya, sifat dan lain sebaginya?

Cinta. Apakah arti kata ini bagi Anda? Darimanakah perasaan itu ada, dan siapakah yang menghadirkannya di hati ini? Untuk siapa dan kepada siapakah cinta itu harus kita berikan? Lalu, sudahkah kita menjaga cinta yang diberikan oleh Sang Pemilik Cinta? Pernahkan kita pertanyaan-pertanyaan ditujukan kepada diri Anda?

Bersambung…

..:MG:..

2 comments:

Rahmi said...

SubhanAllah..sukron ya akh...
sudah mengingatkan ane...
btw, nama yang antum pakai ini mengingatkan ane pada cerita sebelum mas gagah pergi. cerita yg gak bisa ane lupakan samapai sekrang ini...
Salam ukuwah dari ane

masgagah80 said...

Wa'alaikumsallam wa rohmatullohi wa barokaatuh.,

Iya benar. Dari Cerpen Mba Helvy itu saya mendapat inspirasi untuk menggunakan nama Mas Gagah.

Salam ukhuwah,
Alvath

Aliyah Zaharani Putri

Aliyah Zaharani Putri