Monday, December 14, 2009

Catatan MasGagah: Sukses Buah Kesabaran

Bismillahirrohmanrrohim
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته‏

Puja dan puji syukur kepada Alloh ar-Rohmaan, ar-Rohiim atas semua kemudahan dan nikmat yang senantiasa diberikan kepada diri yang lemah dan bodoh ini. Semoga Alloh سبحانه وتعلى senantiasa menjaga diri ini dari segala kebodohan dan kelemahan dalam setiap gerak dan langkahnya. Sholawat serta sallam semoga senantiasa tercurah kepada uswah dan qudwah ummah, Nabiulloh Muhammad صلىالله عليه وسلّم, beserta keluarga beliau, para shohabat dan ummatnya yang istiqomah menjalankan sunnahnya hingga akhirrul zaman. Amin yaa Allohumma amin.

Intermezzo: SUKSES
Ada yang tahu ukurannya? Saat kita ditanya orang lain apakah sudah sukses?, apa jawab kita? (hayo bareng-bareng jawabnya; BELUM).

A: Weits, masBro gimana kabar? Dah sukses nih kayaknya?
B: Wah, belom sob.
A: Nah lho, kok belum?
B: Yaaa…, rumah aja belum punya, masih ngontrak di tempat mertua, motor masih nyicil, mana bisa dibilang sukses gaji gw aja cuma 5 Koma! Maksudnya tanggal 5 dah Koma!
B: Wakakakak…, masih mending elo, gw cuma 15 juta. Maksudnya 15 juta per tahun!
A dan B: Hahahaha…

Ada yang familiar dengan percakapan di atas? Hehehe… tenang, tenang jangan tersinggung dulu. Karena saat ini saya juga sama dengan Anda…J

Untuk Sahabatku yang merasa belum SUKSES, katakan YES, SAYA SUKSES! Nah…, sekarang dah selesai kan masalahnya, sekarang Anda sudah sukses. Problem, Solve…!

Ukuran Sebuah Kesuksesan

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji
.” (QS. Luqman: 26)

Saya memiliki teman sebaya, teman sejak kecil waktu masih SD. Dengan usia yang sama ia kini sudah memiliki 2 buah rumah, 1 mobil, 2 motor yang jika di total kurang lebih 800jtan. Baru saja menghabiskan biaya untuk proses menikahnya tidak kurang dari 150jt. Di tambah lagi masi ada uang cash dalam tabungan tidak kurang dari 500juta.

Menggiurkan dan membuat kita iri bukan, saat ada salah satu sahabat kita yang di usia yang sama memiliki karir, dan materi yang berlimpah seperti sahabat saya tadi. Apalagi jika usianya lebih muda, dan jabatannya di bawah kita. Bisa-bisa susah tidur kita kalo ngebayangin dia terus…:)

Saat ini mayoritas kita menganggap bahwa kesukesan adalah lebih kaya secara materi, lebih tinggi pangkat, jabatan, ketenaran, dan lain sebagainya. Padahal pada kenyataannya kita semua yang terlahir di dunia ini adalah manusia yang sudah dilahirkan dalam keadaan yang sukses. Ada yang masih ingat bagaimana kita berlomba dengan para kompetitor kita lainnya saat berhasil menembus sel telur dulu, lalu jadilah kita segumpal daging, hingga terbentuk dengan sempurnanya kita sekarang. Jika Anda ingat itulah saat awal kesuksesan kita…:)

Ada yang mengatakan jika ingin kaya, maka jangan mau terus menjadi YUMANJI (You Manusia Bergaji). Karena dalam retorika siapapun juga akan sangat sulit untuk menjadi sukses (dengan ukuran materi) jika seumur hidup kita menjadi karyawan. Karena memang benar, tidak mungkin kita memiliki rumah seharga 1 Miliyar, jika mengandalkan pendapatan yang hanya 15juta per tahun. Jangankan untuk beli Rumah senyaman dan semahal itu, membayangkan saja kita belum tentu berani!

Ada sebuah pernyataan seperti ini; “Heh…, ga bosen kerja gitu-gitu mulu? Berangkat pagi, pulang malem, terus aja begitu sampe tua. Kapan bisa beli rumah, kalo kerjaan lo Cuma begitu aja!” ada yang pernah mendengar pernyataan seperti itu? Kalau ya, jawab aja So Lo Githu What!

Ada beberapa kalimat motivasi yang diucapkan yang kadang merendahkan status buruh/karyawan, padahal boleh jadi pekerjaan yang dijalani oleh kebanyakan kita adalah pekerjaan yang memuliakan kita di sisi Alloh . Lihat berapa banyak para pemimpin yang akhirnya terjerat oleh besarnya godaan untuk menjadi pejabat/pimpinan yang korup? Kita lihat berapa banyak pemimpin yang tidak amanah terhadap yang dipimpinnya? Apakah ini yang kita percayai sebagai ukuran sukses?

Jika ada sahabat kita yang memiliki kekayaan materi berlimpah, pangkat, jabatan, ketenaran apakah kita harus iri? Sementara dalam hati mereka yang terdalam, ada gejolak kecemasan, keresahan, karena kekayaan yang diperoleh ada hak orang lain yang di zholiminya. Ada suap, dan korupsi dalam jabatannya. Ada fitnah yang dia timbulkan dari ketenarannya. Dan semua itu terpaksa mereka lakukan karena tuntutan nafsu. Keinginan untuk selalu di pandang BESAR oleh banyak orang, padahal boleh jadi dia sangat kecil di sisi Alloh سبحانه وتعلى

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Rosululloh صلىالله عليه وسلّم bersabda:
Kaya itu bukanlah lantaran banyak harta. Tetapi, kaya itu adalah kaya hati.” (HR. Muslim)

Hati itu adalah kekayaan sesungguhnya. Dari Hatilah seharusnya kita merasa KAYA. Dari Hatilah seharusnya kita merasakan DAMAI, KETENANGAN dan KEBAHAGIAAN. Sementara yang dicari oleh hawa nafsu adalah berlimpahnya harta, tingginya jabatan dan ketenaran. Sementara kebahagiaan itu hanya bisa diraih dengan melakukan perbuatan yang menentramkan Hati. Hati itu berwujud, dan setiap yang berwujud adalah materi. Namun di setiap kita memiliki ruh, yang tidak berwujud, yang memiliki pengaruh BESAR karena ia hanya dapat selalu bersinar jika kita melakukan apa yang menjadi fitroh kita, yaitu kebaikan yang hanya bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh صلىالله عليه وسلّم.

Sukses Adalah Pembelajaran
Sejak lahir kita sudah belajar, bahkan hingga tua pun nanti kita tetap belajar. Dan pelajaran terbaik bagi kita adalah selalu meilhat segala sesuatu dari sudut pandang kebaikan. Sudut pandang yang mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh صلىالله عليه وسلّم. Setidaknya selalu berprasangka baik kepada Alloh سبحانه وتعلى terhadap semua peristiwa yang kita alami.

Di setiap malam kadang kita membayangkan dan berkata, ‘kapan ya saya diberikan Alloh سبحانه وتعلى rizki yang berlimpah? Punya rumah sendiri, ga ngontrak seperti sekarang, punya mobil dan bukan motor cicilan?’ Sadarkah kita bahwa dengan kalimat seperti itu, boleh jadi kita sudah mengingkari nikmat Alloh سبحانه وتعلى saat mengatakannya. Coba Anda jawab, apa yang tidak diberikan Alloh ‘azza wa Jalla kepada Anda dan keluarga? Jika Anda merasa pemberian dari Alloh سبحانه وتعلى itu kurang, sudahkah Anda memberikan semua yang diberikan Alloh سبحانه وتعلى kepada orang lain? Jika Anda sudah memberikan semua nikmat Alloh kepada orang lain, baru Anda pantas untuk mengatakan KURANG! Astaghfirulloh al ‘adhim. Aneh kan, kita selalu merasa kurang dan kurang padahal apa yang diberikan Alloh سبحانه وتعلى kepada kita sementara sedikit sekali yang diberikan lagi kepada orang lain.

Tuh kan jadi nafsu… Hehehe…, sori sori, lanjut yuk…:)

Sahabatku yang dimuliakan Alloh. Setelah sekian banyak peristiwa yang hadir dalam hidup, adakah yang mengajarkan kita untuk lebih mengerti arti dari nilai kehidupan? Pelajaran apa yang kita ambil dari peristiwa-peristiwa itu? Apakah dengan kemewahan hidup kita menjadi lebih bahagia? Apakan dengan kekuasan dan ketenaran hidup kita lebih bermakna? Pertanyaan ini mungkin sering kita lupakan di saat-saat menjelang istirahat malam kita. Kesibukan dan rutinitas yang menyita waktu juga tenaga memaksa kita untuk lebih banyak langsung beristirahat saat sampai di rumah setelah seharian bekerja hingga sedikit sekali kita melakukan introspeksi diri dan berkeluh kesah kepada Dia yang Maha Mendengar lagi Menjawab Doa Baik HambaNya. Begitu rindunya Alloh سبحانه وتعلى kepada kita. Namun sudahkah kita membalas rindu dari-Nya?

Jika saat ini hidup terasa berat, sulit, mungkin itu tanda dari Alloh سبحانه وتعلى untuk kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Berbagilah semua beban hidup yang teramat berat ini kepada Alloh ‘azza wa Jalla yang Maha Memudahkan.

"Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus." (QS. Al-Faathihah: 5-6)

Sukses Buah Kesabaran
Ada sebuah ungkapan, bahwa Menjadi Sukses (Kaya) sama dengan Menjadi Lebih Mulia. Dan mungkin ungkapan ini benar, jika limpahan materi yang dititipkan Alloh سبحانه سبحانه وتعلىkepada kita menjadikan kita lebih dekat, lebih bertaqwa kepada-Nya. Namun jika tidak, boleh jadi sukses dalam arti Materi akan menjadi bencana bagi kita dan keluarga.

Saat ini mungkin terlihat sangat sulit bagi kita untuk memiliki semua impian yang kita cita-citakan. Namun untuk setiap manusia yang selalu berusaha dan berdoa selalu ada kebaikan yang di janjikan Alloh kepada kita. Karena nikmat Alloh bukan semata milik ummat Islam, tapi semua mahkluk-Nya. Bahkan orang syirik sekalipun!

Kita di nilai bukan hanya pada apa yang sudah kita usahakan, tapi juga selalu ada nilai kepantasan di dalamnya. Apakah usaha dan doa kita pantas untuk di wujudkan saat ini atau tidak hanya Alloh saja lah yang Maha Tahu. Yang terpenting menurut saya adalah tanamkan selalu sikap percaya, yakin dan bersabar atas semua kehendak-Nya. Salah satu alasan mengapa doa dan impian-impian kita belum diwujudkan Alloh yang Maha Mengabulkan Doa mungkin tidak siapnya diri kita untuk menerima amanah yang lebih besar dengan kualitas diri yang sekarang.

Bersabar itu indah jika kita selalu dekat dengan perintah-perintahnya, bersabar itu juga indah untuk kita yang senantiasa mengamalkan sunnah-sunnah Rosul-Nya. Karena bukankah setiap segala sesuatu itu ada waktunya. So, yakinlah bahwa satu saat semua doa dan impian Anda akan di ijabah oleh Alloh سبحانه وتعلى. Amin yaa Allohumma amin. Allohu’alam bish-showab.

Renungan Untuk Ku dan Sahabat
Sahabatku yang kurindukan.
Lihatlah di sekeliling kita. Adakah yang merisaukan hati?
Masihkah kita mengeluhkan wajah yang kita anggap kurang cantik, kurang tampan seperti penilaian orang lain?
Masihkah kita mengeluhkan baju, celana yang tidak sebagus teman kerja kita?
Masihkah kita mengeluhkan sepatu, dan tas yang tidak semahal dan sebagus teman kerja kita?
Keluhan yang lain? Sahabat yang paling tahu.

Sahabatku yang kurindukan.
Masih pantaskah kita mengeluh seperti sekarang padahal di luar sana ada banyak sekali saudara kita yang terlahir sebagai orang cacat wajah?
Masih pantaskah kita mengeluh sementara ada ratusan Jutaan orang yang hanya memakai baju bekas dalam kesehariannya?
Masih pantaskah kita mengeluh sementara ada Jutaan orang yang terlahir tanpa kaki?

Cobalah renungkan! Bagaimana jika manusia hidup di dunia dalam kondisi buta, maka dia tidak dapat melihat. Seluruh yang ada di hadapannya adalah sama. Tidak dapat melihat keindahan warna-warni dan tidak dapat melihat keindahan alam semesta.

Dan coba sekali lagi renungkan! Bagaimana jadinya jika manusia hidup di dunia dalam keadaan buta, tuli, dan gila. Maka hidupnya dihabiskan di rumah sakit, menjadi beban yang lainnya. Demikianlah nikmat penglihatan, pendengaran, dan akal yang sering kita risaukan.


Maka Nikmat Robb kamu yang manakah yang akan kau dustakan lagi?” (QS. Ar-Rohmaan: 13)

Bekasi, 9 Desember 2009

Salam dan Senyum,
.:MasGagah:.

No comments:

Aliyah Zaharani Putri

Aliyah Zaharani Putri